Ninik Mamak Koto Beringin Kecewa: “Kasus Asusila Berakhir Hoaks, Ada Intimidasi?

Koto Beringin | Suasana di Nagari Koto Beringin Kecamatan Tiumang kembali memanas setelah pernyataan mahasiswa yang sebelumnya melaporkan perbuatan Asusila kini berbalik arah dan menyebut insiden tersebut sebagai hoaks. Pernyataan ini memicu kekecewaan mendalam dari seluruh para ninik mamak, alim ulama, dan perangkat nagari yang sebelumnya telah menggelar rapat adat di Rumah Gadang untuk membahas persoalan ini.

“Kalo memang berita itu hoaks, kenapa kami sampai mengadakan rapat di Rumah Gadang? Sungguh terlalu penguasa, manusia bisa ditipu, tapi Tuhan tidak pernah tidur. Kami ninik mamak tidak bisa mengatakan kejadian itu hoaks karena dalam adat, hanyo kato yang dipegang,” tegas Datuk Judin Bandaro Sati.

Ia juga menantang Wali Nagari Koto Beringin untuk menempuh jalur hukum jika memang merasa tidak bersalah. “Kalau memang berani, Pak Wali Koto Beringin maju saja ke jalur hukum. Jangan bilang masih berpikir-pikir!” serunya.

Sementara itu, Datuk Judin bersama Niniek mamak yang lain juga menyoroti peran mahasiswa yang sebelumnya melaporkan adanya tindakan asusila. Ia menegaskan bahwa laporan awal berasal dari mereka yang mengaku ada kejadian pengintaian saat mandi. Oleh karena itu, para mahasiswa ini mendesak para pemimpin di Koto Beringin untuk mengusut tuntas kasus ini.

“Kalau tidak dicari pelakunya, kami akan melapor ke Padang, ke kampus kami, dan meminta pertanggungjawaban. Jika tetap tidak ada kejelasan, kami akan membawa kasus ini ke pihak berwajib,” terangnya.

Namun, yang membuat ninik mamak semakin geram adalah pernyataan terbaru mahasiswa yang justru menyebut kasus ini hoaks di depan media. Padahal, dalam rapat adat yang dihadiri seluruh ninik mamak, alim ulama, perangkat nagari, hingga bhabinkamtibmas, ketua pemuda Koto Beringin mengatakan wali nagari telah mengakui perbuatannya dan itu dinilai mencoreng adat dan norma di nagari.

“Kesaksian itu jelas! Kami tidak bisa membiarkan ini begitu saja. Keputusan adat tidak bisa diubah hanya karena tekanan dari pihak tertentu!” pungkasnya.

Dugaan Intimidasi Mahasiswa, Sikap UNP Dipertanyakan

Salah satu mahasiswa UNP yang sedang KKN di Koto Beringin berinisial V mengungkapkan adanya ketergantungan mereka terhadap wali nagari dalam menjalankan program KKN.

“Selama kami KKN, nilai kami bergantung pada Wali Nagari,” ujar V saat dimintai keterangan (01/02/2025).

Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan serius: apakah ada tekanan terhadap mahasiswa hingga mereka mengubah pernyataan? Jika benar ada intimidasi, bagaimana sikap UNP dalam melindungi mahasiswanya?

Pemerintah Minta Bukti Valid

Di sisi lain, Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Koto Beringin, Aldo Fernando, mengonfirmasi bahwa hasil rapat Ninik Mamak telah dibahas lebih lanjut di tingkat kecamatan dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD). Pihak pemerintah meminta bukti valid terkait dugaan pelecehan ini.

“Hasil rapat malam itu, selanjutnya kami bahas di kecamatan dan DPMD. Ninik Mamak dimintai bukti yang valid, bukan sekadar pengakuan saksi saja,” ungkap Aldo.

Kasus ini terus berkembang dan menjadi sorotan publik. Apakah pihak berwenang akan turun tangan? Apakah mahasiswa yang semula vokal kini berubah sikap karena tekanan? Dan bagaimana sikap UNP dalam melindungi mahasiswanya dari dugaan intimidasi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *