Dari Bunga ke Pohon: Simbolisasi Rumah Tangga Lestari di Pagai Utara Selatan

Berita25 Dilihat

Pagai Utara Selatan, Kepulauan Mentawai — Pagi itu, sinar matahari menembus rimbunnya pepohonan di halaman KUA Kecamatan Pagai Utara Selatan. Para calon pengantin tampak antusias, satu per satu menggenggam cangkul dan bibit pohon yang akan mereka tanam. Kegiatan itu adalah bagian dari program “CATIN NAMPAK” (Calon Pengantin Menanam Berdampak), yang digagas untuk mengajarkan makna cinta, komitmen, dan kepedulian terhadap lingkungan sejak awal membangun rumah tangga.

Kepala KUA Kecamatan Pagai Utara Selatan, Irsyadi, menyapa hangat para peserta. Ia menjelaskan bahwa setiap pohon yang ditanam bukan sekadar tanaman, tapi simbol dari fondasi rumah tangga yang kokoh dan penuh kasih.

“Gerakan menanam pohon ini merupakan wujud dukungan kami terhadap program Kementerian Agama dalam mewujudkan ekoteologi. Dengan CATIN NAMPAK, para calon pengantin memahami bahwa menanam pohon sama halnya dengan menanam cinta dalam rumah tangga,” ujar Irsyadi.

Bayu, CPNS Penyuluh Agama Islam, turut membimbing calon pengantin. Ia menceritakan bahwa proses menanam pohon mengajarkan kesabaran, perhatian, dan kerja sama—nilai yang penting dalam rumah tangga.

“Saat calon pengantin menancapkan bibit ke tanah, mereka belajar bahwa rumah tangga juga perlu perhatian dan kasih sayang agar tumbuh subur. Pohon ini akan menjadi saksi bisu perjalanan cinta mereka,” kata Bayu.

Para calon pengantin terlihat bergembira saat tanah digemburkan, bibit ditanam, dan disiram. Ada tawa, ada juga rasa haru, karena mereka menyadari bahwa kegiatan sederhana ini mengandung pesan mendalam: cinta yang dipupuk sejak awal akan berakar kuat, seperti pohon yang mereka tanam.

Kegiatan CATIN NAMPAK ini dilakukan rutin sebagai bagian dari edukasi lingkungan dan spiritual. Dengan menanam pohon, calon pengantin tidak hanya menandai awal pernikahan mereka, tetapi juga berkontribusi pada penghijauan, mewujudkan rumah tangga yang harmonis, dan meninggalkan jejak positif bagi generasi mendatang.

Program ini membuktikan bahwa pernikahan bukan hanya soal ikatan pribadi, tapi juga tanggung jawab sosial dan lingkungan. CATIN NAMPAK menjadi simbol nyata bahwa cinta, komitmen, dan kepedulian lingkungan bisa tumbuh bersamaan, dari halaman KUA hingga ke pelosok Mentawai.

TIM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *