Nanang Rukmana Tegaskan Pembinaan Adalah Jalan Perubahan, Produk Sandal Hotel Jadi Buktinya

Berita4 Dilihat

Bukittinggi, 30 Oktober 2025 | Upaya Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bukittinggi dalam menanamkan semangat kemandirian kepada warga binaan kembali membuahkan hasil manis. Kamis pagi (30/10/2025), tim Bimbingan Kerja Lapas resmi melakukan drop out perdana produk unggulan berupa sandal hotel ke Hotel Monopoli Bukittinggi.

Langkah ini menjadi tonggak penting bagi Lapas Bukittinggi dalam memperkuat implementasi program pembinaan kemandirian yang selama ini digalakkan. Sandal hotel tersebut bukan produk biasa, melainkan hasil kerja tangan terampil warga binaan yang dibina dan dilatih secara intensif oleh petugas pembinaan di bengkel kerja Lapas.

Kepala Lapas Kelas IIA Bukittinggi, Nanang Rukmana, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bukti nyata bahwa pembinaan di dalam lapas tidak hanya berhenti pada teori. “Program pembinaan bukan hanya sekadar rutinitas, tapi jalan menuju perubahan. Produk sandal hotel ini menunjukkan bahwa warga binaan mampu berkarya dan berkontribusi positif bagi masyarakat,” ujar Nanang penuh semangat.

Menurutnya, keberhasilan ini menjadi motivasi bagi warga binaan untuk terus mengasah keterampilan, serta menumbuhkan rasa percaya diri bahwa mereka dapat kembali diterima masyarakat lewat karya nyata. Proses pembuatan sandal hotel dilakukan dengan memperhatikan standar kualitas yang tinggi, mulai dari pemilihan bahan, kerapian jahitan, hingga desain yang elegan sesuai kebutuhan industri perhotelan.

Kerja sama dengan Hotel Monopoli Bukittinggi ini juga menjadi bukti bahwa dunia usaha semakin membuka diri untuk mendukung program pembinaan kemandirian warga binaan. Sinergi seperti ini diharapkan dapat memperluas pasar dan membuka lebih banyak peluang kemitraan dengan sektor swasta lainnya.

Lapas Bukittinggi terus berinovasi dengan mengembangkan berbagai produk kreatif, mulai dari kerajinan tangan, konveksi, hingga produk kebutuhan hotel. Semua diarahkan untuk mempersiapkan warga binaan agar memiliki keahlian yang bisa menjadi bekal hidup setelah bebas nanti.

Nanang Rukmana juga menambahkan bahwa pembinaan kemandirian ini sejalan dengan semangat reformasi pemasyarakatan, di mana lapas bukan lagi sekadar tempat menjalani hukuman, tetapi juga wadah untuk memperbaiki diri dan menghasilkan karya bermanfaat. “Dari dalam tembok lapas, kita ingin menunjukkan bahwa perubahan itu nyata. Setiap karya warga binaan adalah bukti bahwa kesempatan kedua itu ada,” tuturnya.

Dengan drop out perdana ini, Lapas Bukittinggi semakin optimistis menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lain di Sumatera Barat dalam menjalankan pembinaan yang produktif, kreatif, dan berorientasi ekonomi.

Sandal hotel buatan warga binaan kini resmi melangkah ke dunia luar — membawa pesan kuat bahwa di balik jeruji pun, lahir karya bernilai yang membangun martabat manusia.

#Kemenkumham #SetahunBerdampak #ImipasSetahunBergerakBerdampak

TIM RMO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *