Joe Aplinanda: Dari Masjid ke Nagari, Labai Adalah Penopang Nilai Luhur Minangkabau

Berita14 Dilihat

PADANG PARIAMAN | Suasana Masjid Raya Sungai Pua Tanjung Mutuih, Minggu pagi (12/10/2025), tampak berbeda dari biasanya. Di bawah langit cerah yang menaungi Korong Sungai Pua, Nagari Koto Dalam Barat, ratusan warga dari berbagai jorong berkumpul dengan pakaian terbaik mereka. Hari itu, masyarakat menggelar pengukuhan 15 orang Labai, sebuah tradisi adat yang sarat makna di tengah kehidupan beragama Minangkabau.

Di antara para tokoh yang hadir, tampak Anggota DPRD Kabupaten Padang Pariaman dari Fraksi NasDem, Joe Aplinanda, yang akrab disapa Wali AFF. Dengan senyum hangatnya, ia menyapa satu per satu warga yang datang. “Alhamdulillah, hari ini kita menyaksikan lahirnya kembali semangat adat dan agama di nagari kita,” ucapnya penuh semangat.

Acara pengukuhan berlangsung khidmat. Suara lantunan ayat suci mengalun lembut, disusul prosesi sakral pengukuhan oleh Imam Khatib Nagari Sungai Pua Tanjung Mutuih. Para Labai yang dikukuhkan duduk bersila di depan jamaah, menerima amanah besar untuk menjadi pelaksana urusan keagamaan di nagari mereka.

Dalam sambutannya, Joe Aplinanda menyampaikan rasa bangga atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, Labai bukan sekadar gelar adat, tetapi simbol tanggung jawab moral yang menautkan antara adat dan syarak dalam kehidupan masyarakat.

“Kehadiran Labai sangat dibutuhkan masyarakat agar kegiatan keagamaan dan sosial di nagari dapat berjalan dengan baik. Orang yang diangkat menjadi Labai berasal dari kaumnya sendiri dan harus memahami ajaran agama serta kehidupan bermasyarakat,” ujar Joe Aplinanda.

Politisi muda yang dikenal dekat dengan tokoh adat dan masyarakat ini juga menjelaskan bahwa Labai memiliki dua tingkatan, yakni Labai Nagari dan Labai Korong.

“Labai Nagari mengurus kegiatan di masjid nagari, sementara Labai Korong lebih berperan dalam urusan kematian, kenduri, dan kegiatan keagamaan di tingkat masyarakat. Dua peran ini saling melengkapi,” tambahnya.

Sementara itu, Wali Nagari Koto Dalam Barat, Indra Suhada, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Joe Aplinanda. “Beliau selalu hadir ketika masyarakat membutuhkan, bukan hanya saat seremonial, tapi juga dalam keseharian,” ujarnya.

Tokoh masyarakat Alfa Edison pun menilai pengukuhan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong.

“Labai adalah benteng moral di nagari. Mereka menjadi contoh bagaimana adat dan agama berjalan seiring,” katanya.

Acara ditutup dengan doa bersama dan makan bajamba — tradisi yang mencerminkan rasa syukur dan kebersamaan masyarakat Minangkabau. Di tengah suasana hangat itu, Joe Aplinanda tampak kembali berbaur dengan warga, mendengarkan cerita, menepuk bahu para pemuda, dan menegaskan komitmennya untuk terus mendukung kegiatan sosial dan keagamaan di nagari-nagari.

Hari itu, bukan hanya 15 Labai yang dikukuhkan, tapi juga semangat kolektif untuk menjaga marwah adat dan nilai religius di tengah perubahan zaman.

Jeff

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *